GERAKAN SANTRI MENULIS
Alhamdulillah hari ini, Ahad 25 April saya bisa berpartisipasi mengikuti gerakan santri menulis, sebagai utusan perwakilan dari Badko LPQ Kota Salatiga. Acara ini diadakan oleh Suara Merdeka bekerja sama dengan pondok pesantren salafiyah Pulutan. Sebagai ketua Panitia adalah Ustadz Murtadlo, S.Ag, sekaligus ketua baru Badko Kota Salatiga.
Acara dimulai tepat pukul 08.45 yang dihadiri tamu undangan dari berbagai instansi.
Bacaan ummul kitab mengawali acara pagi ini yang dipandu oleh dua MC yang sangat fasih dan luwes dalam menyampaikan runtutan acara.
Lantunan ayat suci Al Quran menduduki acara kedua, dilanjutkan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathon sebagai wujud ungkapan cinta kita pada tanah air.
Selaku pengasuh Ponpes Salafiah Pulutan, Bp KH. Abdul Basith, M.Pd.I, menghaturkan Marhaban ahlan wasahlan untuk semua tamu undangan dan peserta GSM, dan meminta maaf acara dilakukan dengan lesehan untuk tidak.meninggalkan nuansa santri. Acara GSM hari ini berjumlah 50 peserta, tidak hanya yang berasal dari pondok.pesantren salafiah namun perwakilan santri dati pondok-pondok disekitarnya. Beliau juga menyampaikan bahwa kualitas berita ada tingkatannya yaitu sidiiq, dzon, shan, dan wahn. Dalam memberikan motivasi kepada peserta GSM Pak Kyai Basith mengutip satu pepatah, selamatlah engkau mencari semua ilmu untuk.mencapai cita-cita jangan engkau mati hanya mengenal.satu ilmu saja.
Acara dilanjutkan sambutan kankemenag. Bp KH Taufiqurrahman M.Ag, Dalam sambutannya beliau menekankan pentingnya menulis.
"Kiita tidak.bisa bayangkan seandainya Imam Syafii tidak meninggalkan karyanya kita tidak bisa bayangkan seandainya Imam Al Ghozali tidak meninggalkan tulisannya, apa yang akan kita ketahui saat ini, ungkap beliau Maka menulislah, untuk bisa mewarnai media sosial dengan.tulisan baik kita. Mulailah dengan tulisan status WA, karena jika santri mulai mewarnai dengan tulisan yang baik di.medsos maka sedikitnya bisa mengurangi berita-berita hoax. Sambutan diakhiri.dengan pesan agar santri selalu menjadi orang yang berfaidah ilmunya .
Sambutan berikutnya adalah sambutan dari pimpinan Suara Merdeka , Bpk. Drs. Goenawan Permadi MA, yang menjelaskan bahwa selama 27 tahun suara merdeka sudah berkunjung di berbagai tempat, termasuk pondok pesantren di Salatiga, tentu saja untuk mencetak generasi yang bisa menulis dengan baik yang salah satunya untuk melawan hoax.
Sambutan sekaligus membuka Gerakan Santri Menulis (GSM) oleh bapak Muh Haris, SS. M.Si Wakil Walikota Salatiga. "Alhamdulillah Salatiga kota paling toleran di Indonesia" kata beliau. Tentu ini karena dukungan dari berbagai pihak. Termasuk karena didikan di pondok-pondok pesantren. Sambutan beliau dilanjutkan dengan perwakilan penyematan tanda peserta dan diikuti semua peserta.
Acara ceremonialpun ditutup dengan doa dan penutup, dilanjutkan foto bareng.
Komentar
Posting Komentar