Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Selamat Naik Kelas 6, Sayang...

Gambar
Setahun sudah berlalu. Bu ifo ingat kala itu waktu pertama kalian masuk di kelas 5 C. Bu Ivo merasakan akan lebih semangat mengajar karena kalian anak-anak super. Dan berjalannya waktu ternyata kalian bukanlah anak yang sulit diatur. Yang dulunya sering berantem di kelas 4 ternyata di kelas 5 tidak terulang lagi. Yang dulunya gak ngerjakan PR sehingga dapat hukuman, alhamdulillah di kelas 5 kalian tidak mengulang hal yang sama. Kalian adalah murid-murid hebat yang selalu bu ivo rindukan. Canda tawa, tangisan, keseriusan dalam belajar sudah kita alami bersama walau di ruang pojok yang sempit. Namun corona akhitnya memisahkan kita. Kedekatan yang mulai terbangun hanya bisa dilakukan dengan jarak jauh.  Walaupun sampai saat ini kita beum bersua kembali namun ternyata tahun ajaran baru sudah diambang pintu. Perpisahan yang sebenarnya tidak bu ivo inginkan pun terjadi. 13 Juli nanti kalian sudah di kelas yang baru. Kelas 6 yang menentukan lulus atau tidaknya kalian selama di Mi.

Kisah Setetes Gula

Gambar
 Simbok penjual ketan lopis membuat seorang pembeli terheran-heran. Apa yang diilakukan simbok ini menjadikan ia beranikan diri untuk bertanya. "Mbok, maaf kenapa setiap ada prmbeli simbok meneteskan sedikit gula di lantai? Simbokpun menjawab sambil tersenyum"Untuk.penglarisan, nak! Pemuda itupun mengernyitkan dahinya dan sedikit ada perasaan suudzon didadanya. Simbokpun melanjutkan jawabannya 'Saya berusaha untuk memberi sedekah semut nak. Setetes gula bagi kita tidak berguna tapi bagi semut sangat berguna. Lewat sedekah ini semoga Allah akan memberikan rejeki yang berkah buat saya". Pemuda itupun ternganga mendengar penjelasan dari simbok penjual ketan lopis itu Dan ternyata memang benar, kehidupan simbok walau hanya sekedar penjual ketan lopis umrohpun pernah dijalaninya. Simbok juga mengkuliahkan anaknya dan bahkan anaknya menjadi orang yang pekerjaannya dibayar dengan gaji tinggi.  Kisah simbok yang tiap.saat memberikan makan untuk semut2 menginspirasi kita bahw

Kecandran Zona Merah

Pulang dari rapat kenaikan kelas MI Mangunsari Selasa, 16 Juni 2020, aku sempatkan rehat sebentar di depan tv sambil bincang2 dengan kang kurdi. Tiba-tiba aku melirik hp ku ada yang chat. Pak Tain karang padang. Wah, pasti info penting nih..karena biasanya chat dari beliau adalah menginformasikan hal yang sekiranya penting.  Kubuka chat dari pak Tain. Oww bener2 informasi penting khususnya untuk masyarakat Candran. Kecandran Zona merah, karena ada 2 orang yang terpapar covid 19. Melihat berita itu kepoku kumat. Aku lacak informasi siapa dua orang yang terpapar covid 19 tersebut.  Sulit juga ternyata meacaknya. Kalau ada yang tahu kemungkinan menyembunyikan informasi itu. Padahal terpapar covid tidaklah aib. Andaikan kita tahu siapa yang terpapar akan menjadikan kewaspadaan bersama. Bukan mengucilkan. Hanya sekedar waspada apa yang harus kita perbuat agar covid tidak menggejala pada yang lainnya.  Aku lihat status WA dari warga Candran hampir sama yaitu informasi tentang keadaan covid d

Bu Khoir Sang Inovator Pembelajaran

Gambar
Bu Khoir Sang Inovator Pembelajaran  Teringat awal ketemu dengan Khoir nama panggilan akrab dari Khoiriyatun Ni’mah. Saat itu pas ujian guru MI Mangunsari.  Tahu gak kesan pertamaku pada diri Khoir? Dia  orang yang amat percaya diri. Peserta lainnya pendiam dia kuajak bicara ternyata  banyak juga kalimat-kalimat yang keluar dari lisannya. Akhirnya aku lirik nilai ijazahnya, wow! Ternyata cumlaude! Wah...point ini untuk bersama-sama memajukan MI. *Tapi ingat! walaupun nilai Ijazah tinggi belum tentu mengindikasikan menjadi guru yang dicintai anak-anak. Demikian juga jenis konsentrasi  atau jurusan pendidikan dalam.kuliah seseorang belum tentu bisa menjadi guru yang profesional atau bahkan menjadi guru cinta  bagi murid-muridnya.*   Namun Khoir mampu membuktikan bahwa berbekal ijazah pendidikannya tes micro teachingnya juga luar biasa, seperti sudah terbiasa mengajar  anak-anak, padahal belum pernah wiyata.  Belum lagi dia diuji baca kitab gundul hasil sangat memuaskan. Dan

Covid-19, Belajar Online, dan Guru Galak

Gambar
Sabtu, 21 Maret 2020 sambil menunggu emak tersayang Covid-19, Belajar Online, dan Guru Galak Sudah sepekan anak-anak belajar di rumah mengikuti kebijakan dari pemerintah untuk menghambat menyebarnya virus corona. Komentarpun bermunculan entah dari orang tua, murid, maupun guru, baik yang pro maupun kontra lewat media sosial ataupun secara lisan.  Tidak sedikit orang tua yang langsung protes atau curhat lewat media sosial bahwa anaknya streslah.. bosanlah.. apalagi orang tuanya yang jadi pengganti guru di sekolah yang tiba-tiba jadi tipe pemarah karena mungkin merasa terganggu aktifitasnya di rumah yang biasanya "pasrah bongkokan" istilah jawanya terhadap sekolah. Atau ada orang tua yang kerja seharian full bekerja dan ketemu anaknya hanya sekejap saja di malam hari. Lantas bagaimana dan kapan mendampingi anaknya belajar di rumah? Kalaupun mendampingi pasti sisanya adalah kemarahan karena kondisi fisik y