Hari ini Bapak Muhyayi Meninggal
Sudah dua bulan Bapak Muhyayi menyandang sakit. Namun minggu lalu baru saja aku tahu kalau beliau tetangga belakang rumahku jatuh sakit. Mungkin keterbatasan kami untuk tidak kekuar rumah karena covid 19 sehingga membuat informasi itu sedikit terhambat.
Pagi itu sepulang dari beli bubur mbah kedah aku sempatkan menjenguk beliau. Alangkah kaget diriku melihat keadaan bpk Muhyayi yang begitu kurus. Tinggal lunglit (balung lan kulit) dalam istilah jawanya. Kulitnya kulihat pucat dan hitam. Kaki kirinyapun bengkak.
"Mbok, sudah dibawa ke dokter?" tanyaku pada mbok basamah istri pak muhyayi. "Sudah 3 kali di dr. Sudir." jawab mbok basamah. "Pak..apa dibawa ke rumah sakit saja" saran saya pada pak muh. Tapi pak muh hanya geleng geleng kepala sambil mengatakan aku dah pasrah mbak. qAku hanya ingin di rumah saja. "Ya sudah yang penting berdoa moga Allah memberi kesembuhan ya pak Muh." jawabku sambil mengelus kaki yang bengkak itu.
Akhirnya aku pamit pulang karena pagi itu tugasku menunggu di rumah. Memberi soal online pada murid-muridku kelas 5.
Hari ini, Rabu 10 Juni 2020 aku dikagetkan dengan suara di masjid yang mengumumkan bapak Muhyayi meninggal dunia tadi malam pukul 03.00. dan akan dimakamkan pukul 10.00. Aku bergegas bangun untuk segera menuju rumah pak muh. Ya...hari ini aku bangun sengaja siang karena memang kondisi tubuhku sedikit lemah. Tiga hari terasa badan ini panas dingin karena dampak infeksi gusi atas sehingga berdampak sulit menelan karena tenggorokan dan telingapun ikut sakit.
Saat aku bangun ada orang ketuk pintu ternyata mbak rini putri pak kardi munjung (bahasa jawa) atau menghantar makanan ke rumahku sebagai tanda syukur adik mbak rini akan nikah minggu depan. Ya...alhamdulillah..rejeki..gak jadi masak hari ini.
akhirnya aku mandi dan tancap ke rumah pak.muh. Innalillahiwainnailaihi roo jiuun. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadanyalah kami kembali. Moga husnul Khotimah pak muh..
Komentar
Posting Komentar