MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH


MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH
Oleh : Fauziah



Sudah berlangsung beberapa minggu anak-anak belajar dari rumah karena covid-19 belum segera teratasi. Dan hari ini, Sabtu bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional yang nuansanya sangat berbeda dengan tahun-tahun lalu. Tidak sedikit orang tua yang mengucapkan selamat Hardiknas sekaligus curhat lewat media sosial bahwa anaknya sudah merasakan stres. bosan, apalagi orang tuanya jadi pengganti guru di sekolah tiba-tiba jadi tipe pemarah karena mungkin merasa terganggu aktifitasnya di rumah yang biasanya "pasrah bongkokan" istilah jawanya terhadap sekolah. Atau ada orang tua yang kerja seharian full sehingga ketemu anaknya hanya sekejap saja di malam hari. Lantas bagaimana dan kapan mendampingi anaknya belajar di rumah? Kalaupun mendampingi pasti sisanya adalah kemarahan karena kondisi fisik yang terlalu capek bekerja.

Namun apa boleh buat semua itu sebenarnya tidak kita inginkan. Inilah yang terjadi dijaman sekarang covide-19 telah merenggut kemerdekaan  anak-anak untuk belajar di sekolah, bermain di luar rumah dan biasanya saling berkunjung di rumah teman untuk belajar kelompok.

Penulis sudah mencoba menggunakan banyak aplikasi untuk pembelajaran daring ini namun masih saja anak merasa bosan. Mereka banyak yang vidio call “kapan masuk sekolah bu? Saya rindu!”. Dari hasil wawancara penulis dengan anak-anak ataupun orang tua, banyak anak yang mengeluh karena orang tuanya lebih galak dari pada  guru disekolah. Ya, biasanya orang tua memang tidak sabar ketika mengajari anaknya sendiri dibanding mengajari anak orang lain. Ternyata, aktivitas belajar di rumah tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. "Orang tua untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. kemudian menimbulkan empati kepada guru yang tadinya mungkin belum ada," kata Mendikbud dalam upacara peringatan Hardiknas virtual, Sabtu 2 Mei 2020. Tapi apakah kita akan menyerah? 

Selaku orang tua maupun guru seharusnya punya tips agar anaknya senang belajar di rumah, apalagi pembelajaran daring ini diprediksikan sampai akhir tahun pelajaran 2019-2020.

Agar anak nyaman belajar di rumah, apa yang harus kita lakukan? Inilah tips-tips agar suasana belajar di rumah tetap menyenangkan.

Bagi guru:
1.     Guru harus memberikan pembelajaran yang bermakna “meaningfull” kepada anak-anak. Dalam hal ini belajar sebenarnya tidak hanya dibatasi dengan dinding-dinding kelas namun lebih luas dari itu. Belajar juga tidak hanya dibatasi dengan kemampuan kognitif hafalan belaka yang sebagian masyarakat masih beranggapan anak yang cerdas adalah yang nilai kognitifnya bagus. Padahal hanya mengejar kemampuan kognitif belaka penulis yakin anak-anak tidak akan berkembang pemikirannya. Namun belajar yang bermakna adalah proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Maka carilah pembelajaran yang bermakna bagi mereka dengan cara sering memberikan pertanyaan “Mengapa, bagaimana bukan  apa”. Jika pada saat ini muncul wabah covid-19 maka anak-anak diajak untuk berfikir atau mengkaji apa sih covid-19, mengapa ada covid-19, bagaimana cara mencegah covid-19 agar tidak berkembang, dll”

2.     Kasih ice breaking dengan pertanyaan menantang. Ice breaking tidak hanya ketika pembelajaran lewat tatap muka namun pembelajaran jarak.jauhpun bisa dilakukan. Andaikan guru ingin memberi tugas, berilah pertanyaan pada anak yang sifatnya menantang, sehingga mereka merasa ingin tahu.  Satu contoh, anak-anak dikasih tugas seperti ini di group WA. Ice breaking ini ternyata mencairkan suasana di group walau hanya lewat WA. Dan masih banyak lagi contoh-contoh seperti ini.

3.     Guru harus kreatif membuat media pembelajaran yang menarik bagi anak. Guru harus mampu menggunakan beberapa macam aplikasi untuk belajar jarak jauh. Dengan satu aplikasi saja anak akan merasa cepat jenuh. Untuk mengurangi rasa kangen, guru bisa membuat youtube atau vidio mengajar dengan sering mengunggah foto anak-anak. Sehingga mereka akan merasa dihargai dan bangga.
4.     Memberi hadiah. Salah satu cara untuk memotivasi anak belajar adalah dengan iming-iming hadiah. Hadiah tidak harus mahal. Secara psikologis mereka akan sangat dihargai dengan pemberian hadiah dari gurunya. Contoh: anak yang mengerjakan tugas tepat waktu akan dapat hadiah. Hadiah bisa lewat pos atau fasilitas yang lainnya. Dan jangan lupa siapa yang dapat hadiah diumumkan di WA group sehingga anak yang tidak dapat akan termotivasi.


Bagi orang tua
1.     Orang tua adalah kepala sekolah yang demokratis. Orang tua harus bertanggung jawab atas proses belajar anak-anak di rumah.  Kapan waktu anak belajar sudah menjadi kesepakatan orang tua dan anak dan ditulis di kertas kemudian di tempel agar orang tua dan anak tidak lupa.
2.     Orang tua harus ikut belajar. Orang tua tidak hanya menyuruh belajar tapi ia harus mendampinginya. Bukan berarti melulu mendampingi anak disampinya namun mendampingi dalam arti orang tuapun harus belajar dan belajar, sehingga ketika mendapat pertanyaan dari anaknya ia mampu menjawabnya.  Kadang yang menjadikan kemarahan orang tua dalam mendampingi anak salah satunya adalah anak bertanya tapi orang tua tidak bisa menjawabnya, lantas karena orang tua merasa malu justru anak menjadi sasaran kemarahannya dengan mengatakan “begitu saja kok nggak bisa”.
3.     Orang tua adalah sebagai teladan. Belajar di rumah memungkinkan hubungan yang dalam antara orang tua dan anak. Nha..inilah kesempatan orang tua untuk memberikan teladan yang baik bagi anak. Karena apapun yang kita lakukan akan menjadi perbandingan ketika tidak sinkron. Anak lebih mencontoh perilaku yang kita tunjukkan. Gambar Ortu galak
4.     Sediakan tempat belajar yang nyaman. Tiap anak mempunyai tipe belajar yang berbeda. Ada yang suka dalam kesendirian, jauh dari keramaian, dan ada juga yang sebaliknya.  Orang tua harus benar-benar mengerti karakter anak  sehingga tepat dalam menyediakan tempat belajar yang nyaman bagi anak.
5.     Sediakan fasilitas belajar yang memadahi. Untuk menunjang suksesnya belajar di rumah bagi anak-anak sediakan peralatan belajar yang memadahi, bahkan menarik bagi anak. Ada anak yang kecenderungannya menulis dengan berbagai warna, ada yang sukanya dengan menggambar dan lainnya. Maka selaku orang tua harus  berusaha memenuhi kebutuhan anak sehingga anak akan merasa bahagia dalam belajar.
6.     Pastikan jaringan internet lancar. Model belajar dari rumah tidak terlepas dari pembelajaran yang menggunakan internet. Entah itu mulai dari pembelajaran dari WA group, Face Book, google Classroom, Zoom Meeting, webex dan banyak aplikasi lainnya. Dalam pelaksanaannya banyak anak yang mencari informasi dari google dari pada di buku, karena tinggal “klik” saja sudah banyak informasi yang di dapatkan. 
7. Jadilah orang tua yang bisa memasuki dunia anak-anaknya. Dari wawancara penulis dengan anak-anak , bahwa mereka tidak suka belajar di rumah salah satunya adalah orang rua kurang memahami anaknya. Ada jurang pemisah antara dunia kita dengan anak-anak. Adanya jurang ini maka anak-anak kadang kurang memahami kita. Para ahli otak menjelaskan  bahwa jika tidak ada keikutsertaan emosional tak akan ada belajar. Maka selaku orang tua harus tahu tentang minat, hasrat, dan pikiran anak kita. Jangan asal marah-marah ketika anak tidak bisa tentang sesuatu.


Demikian sedikit tips dari penulis untuk menjadikan pembelajaran di rumah yang efisien dan menyenangkan. Tentu saja ada kelemahan dan tantangannya, khususnya bagi anak-anak yang jauh dari jangkauan internet atau bahkan tidak punya fasilitas handphone, maka pembelajarannya sangat tergantung dari orang tuanya. Dan pembelajaran yang bermakna dengan alam sekitar itu lebih baik. 



Tulisan ini untuk memenuhi tantangan om jay 
dalam memperingati hardiknas di tengah covid-19
Salam literasi 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ppkn kelas 6 semester 2

MOTIVASI MENULIS BUKU