BU GURU SAYANG KAMU
BU GURU SAYANG KAMU...
Sudah 3 hari bu guru tidak mengajar di kelas, karena ada tugas pendidikan dan latihan di Semarang. Ketika sesion tiba bu guru dikagetkan dengan suara Handphon yang berdering dari arah tas yang ada disampingnya. Bu guru dengan terpaksa mematikan bunyi dering telpon itu kemudian nenuliskannya "maaf, tolong lewat wa aja, ini lagi kegiatan pelatihan"
Sambil mendengarkan sesion bu gurupun membaca chat di wa yang isinya membuat ia setengah percaya. ya...chat dari wali murid yang melaporkan tidak terima dengan perlakuan seorang guru yang membuat luka memar di kaki anaknya. "walaupun anak saya nakal tapi jangan diperlakukan seperti itu" kalimat terakhir dari chat yang dibaca bu guru.
Lemas rasanya bu guru mendengar berita itu. Antara percaya dan tidak tapi kenapa wali murid ini berani sekali untuk maju ke ranah hukum. Apa berita ini memang benar?
Bu gurupun tidak sabar ingin mengetahui benar tidaknya laporan itu. Dia beranikan diri untuk ijin keluar sebentar dalam sesi itu. Bu guru coba von bu nur selaku wali.muridnya agar lebih jelas menanggapi berita itu. Karena bahasa tulis sangat beda dengan bahasa lisan kadang ada sisi yang mungkin membuat persepsi berbeda bagi pembacanya.
"Assalamualaikum bund.. benarkah berita yang saya baca ini bund? tanya ibu guru penasaran. "iya bu..maaf anak saya tadi pulang sekolah saya lihat jalannya pincang. Dia saya tanya awalnya tidak ngaku. Katanya jatuh. Namun akhirnya saya lihat luka memar itu tidak mungkin karena jatuh. Saya desak untuk bercerita apa sebenarnya yang terjadi. Ternyata di tendang oleh pak guru" jelas ibu Nur sambil menahan tangis. "iya bu..makasih infonya. Besok saya dah pulang diklat kita bisa ketemu. yang sabar ya?"jawab ibu guru. Bu gurupun akhirnya menelpon guru.patnernya di kelas 6 bu tere namanya. Dan ternyata informasi dari bu terepun menguatkan laporan dari bu nur. "Ya Allah..kenapa masih ada guru yang melakukan kekerasan pada anak?" ingin rasanya bu guru cepat pulang dan ingin tahu penyebabnya apa sampai peristiwa itu terjadi.
Esok harinya sekitar pukul 11.00 selesailah diklat 3 hari tersebut. Bu guru langsung tancap menuju sekolah. Alhamdulillah sampai.di sekolah masih ada setengah jam sebelum jam pulang. Tidak menemui kepala sekolah atau guru2 yang lain dulu namun bu guru langsung menuju kelas untuk bertemu dengan anak-anak. Bu guru mengetuk pintu kelas yang saat itu terdengar suara gaduh dari dalam kelas. Ya...tidak ada gurunya..anak2 sedang mengerjakan tugas yang ditinggalkan bu guru 3 hari yang lalu.
"Assalamualaikum anak-anak...!" salam.dari bu gurupun mengagetkan anak-anak yang tadinya mengira bu guru akan datang besok pagi. "Waalaikumussalam bu guru," jawab anak- anak serentak walaupun ada yang jawab sambil jalan menuju tempat duduknya.
"Bagaimana kabar anak-anakku semua? kabar baik kan?' tanya bu guru
"Baik bu...' hampir semua menjawab kecuali Bagas, noval, rizky, dan Tino.
Alhamdulillah, kalau kalian baik-baik saja. Bu guru akan cerita banyak pada kalian. Sudah tiga hari gak ketemu kalian, rasanya begitu rindu. Karena kelas ini yang membuat bu guru semangat mengajar. Kalian adalah anak-anak yang hebat! Bu gurupun menceritakan apa yang dia alami ketika pendidikan dan latihan di Semarang. Anak-anak mendengarkan dengan antusiasnya. Dan akhirnya bu gurupun cerita ada chat yang membuat bu guru kaget.
"Benarkah chat yang bu guru baca itu ya anak-anak?" hampir 90 persen semua mengangguk membenarkan berita itu. Bu guru menghampiri Bagas, rizky, Tino, dan Noval satu persatu dan mengatakan minta waktu sebentar setelah pulang karena bu guru mau bertanya.
Jam pulangpun tiba, anak-anak berkemas dan berdoa pulang. Merekapun berjajar rapi untuk salaman dengan buguru kecuali empat anak yang masih duduk di kursi belajarnya.
Setelah sepi, bu guru menyuruh empat anak tadi duduk di bangku paling depan untuk menceritakan kronologi kejadian 2 hari yang lalu. Mereka cerita awalnya Bagas berantem dengan Noval kemudian Tino dan Rizky malah tidak melerainya tapi justru kebalikannya. Tidak tahunya ada guru yang melihatnya. Kemudian teriak berhenti! Tapi anak-anak tidak mengindahkannya, malah semakin kuat berantemnya.
Alhamdulillah, kalau kalian baik-baik saja. Bu guru akan cerita banyak pada kalian. Sudah tiga hari gak ketemu kalian, rasanya begitu rindu. Karena kelas ini yang membuat bu guru semangat mengajar. Kalian adalah anak-anak yang hebat! Bu gurupun menceritakan apa yang dia alami ketika pendidikan dan latihan di Semarang. Anak-anak mendengarkan dengan antusiasnya. Dan akhirnya bu gurupun cerita ada chat yang membuat bu guru kaget.
"Benarkah chat yang bu guru baca itu ya anak-anak?" hampir 90 persen semua mengangguk membenarkan berita itu. Bu guru menghampiri Bagas, rizky, Tino, dan Noval satu persatu dan mengatakan minta waktu sebentar setelah pulang karena bu guru mau bertanya.
Jam pulangpun tiba, anak-anak berkemas dan berdoa pulang. Merekapun berjajar rapi untuk salaman dengan buguru kecuali empat anak yang masih duduk di kursi belajarnya.
Setelah sepi, bu guru menyuruh empat anak tadi duduk di bangku paling depan untuk menceritakan kronologi kejadian 2 hari yang lalu. Mereka cerita awalnya Bagas berantem dengan Noval kemudian Tino dan Rizky malah tidak melerainya tapi justru kebalikannya. Tidak tahunya ada guru yang melihatnya. Kemudian teriak berhenti! Tapi anak-anak tidak mengindahkannya, malah semakin kuat berantemnya.
Tidak disangka tiba-tiba tendangan dari pak guru itu sudah telanjur meluncur di kaki noval dan Bagas. Barulah merrka sadar ternyata ada pak guru yang datang. Maka selesailah sudah berantem anak-anak saat itu.
Bu guru hanya tertunduk, dan hanya balik bertanya pada meteka " siapa yang harus bu guru bela? Kalian yang berantem atau pak guru? ya sudah..sana pulang. nanti ditunggu orang tua kalian." bu gurupun tetap belum beranjak dari tempat duduknya sementara anak2 salaman dengan bu guru dan pulang.
Ibu guru gak habis pikir..3 hari ditinggal, anak-anak sudah membuat ulah lagi. Dari informasi ternyata Bagas yang memulai berantem. "Ya Allah...dengan cara apa lagi agar anak-anak bisa menahan emosinya? " bu gurupun belum mengetahui jawabannya.
Esok harinya..ibu Novalpun datang ke sekolah sesuai perjanjian melalui chatting, untuk menrmui bpk Kepala sekolah. Intinya..mereka tidak terima dengan perlakuan pak guru kepada anaknya. Setelah beberapa saat mereka berbincang akhirnya bu guru, pak guru dan anak-anak yang terlibat berantem kumpul di ruang kantor, untuk mencari informasi tentang kejadian sebenarnya. Untunglah pak guru menyadari kesalahannya dan minta maaf atas perlakuannya. Pengajuan ke ranah hukumpun tidak jadi.
Ya...bu guru berfikir keras..ada dilema bagi seorang guru, ketika berbuat kesalahan sedikit saja.. ternyata ada orang tua yang berani mengsjuksn ke ranah hukum. kadang orang tua tidak menilai kebaikan seirang guru selama ini. mereks to idak membsndingkan kebaikan dan keburukn dari seorang guru. Untung saja keranah hukum diurungkan dengan banyak pandangan atau alasan yang kami sampaikan.
Kalau mendengar nasib guru kadang merasa miris ada yang jadi korban pembunuhan gara-gara salah sedikit saja atau bahkan tidak salah sedikitpun.
Ibu guru kembali fokus dengan anak-anak. Sampai di kelas terdengar anak-anak menyalahkan Bagas. "Apalagi yang diperbuat Bagas?" Ternyata Bagas iseng dengan permen karetnya. Ia menaruh sisa permen karetnya di kursi Tino...dan tidak sepengetahuan Tino akhirnya Tino duduk di kursinya. Lantas apa yg terjadi? Celananya lengket di kursi. Tinopun marah-marah dan keduanya akan berantem. Untung bu guru datang. Berantempun diurungkan.
"Anak-anak, kejadian kemaren ketika pak guru menendang kalian karena salah satunya adalah kesalahan kalian. Apakah ini mau terulang lagi? Kalau ini mau diulangi lagi, bu guru akan menganggap Bagas sudah tidak ada di kelas ini. Karena ternyata kejadian kemaren dan hari ini yang memulai Bagas." Bu gurupun berkaca-kaca mengucapkan kalimat seperti itu, lantas keluar kelas menuju kantor.
Tak lama kemudian anak-anak bergopoh-gopoh menuju kantor dan bilang pada bu guru "Bu, Bagas ingin bunuh diri..dia sudah bawa tali dan sudah manjat pohon bu?"
Terkejut ibu guru mendengar berita itu, bu guru langsung lari menuju kebun samping kelas. "Bagas, hentikan!" teriak bu guru. Bagaspun teriak "Percuma aku ada karena bu guru tidak sayang aku!" "Bagas, bu guru sayang kamu ayo.turun!" pinta bu guru. "Bagas, dengar bu guru sayang kamu!" bu guru mengucap berulang-ulang kalimat itu. Akhirnya Bagas pun mau turun dari.pohon itu, sampai dibawah bu guru peluk Bagas dengan erat. Sambil meneteskan air mata bu guru bilang "Bagas, apabila kamu sayang bu guru, jangan lakukan hal yang bu guru tidak suka ya?" Bagaspun mengangguk dengan diitingi deraian air matanya.
Mulai hari itu, Sikap Bagaspun berubah. Dan dia lebih dekat lagi dengan bu guru.
"Alhamdulillah ya Allah, Bagas sekarang bukan Bagas yang dulu"
Bagaspun sering bermain ke rumah buguru setiap minggu walau dengan jalan kaki.
Komentar
Posting Komentar