GURU ADALAH JALAN HIDUPKU
Tahun 1992 aku masih duduk di bangku SMA dengan aktifitasku yang seabreg bukan hanya melulu belajar di sekolah namun banyak aktifitas kemasyarakatan yang aku jalani, baik itu remaja masjid maupun organisasi lainnya. Ketika di rumah aku buka les gratis dan ngaji dengan teknik individual sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma. Ternyata berawal dari buka les gratis itu banyak anak-anak desa kami yang sangat antusias untuk mengikuti les yang aku berikan. Tiap hari rumahku tak.kendat dari anak-anak yang ingin belajar.
Akhirnya aku mencoba metode metode yang sekiranya mudah untuk anak belajar. Termasuk metode mengaj. Alhamdulillah aku ditemukan dengan metode iqro untuk cepat membaca Al Quran. Aku mencoba satu dua orang anak ternyata hasilnya luar biasa. mereka tidak butuh berbulan bulan untuk bisa baca AL Quran.
Dari sinilah orang-orang mulai.pada tertarik ngaji dan les di rumahku sehingga aku merasa keteteran menangani sendiri.
Bekerja sama dengan remaja masjid adalah solusinya.
Akhirnya kami mendirikan TPA taman pendidikan Al Quran di desa kami dengan diberi nama TPA AL GHUFRON yang alhamdulillah ratusan anak yang menjadi santrinya. Mulai.dari sinilah aku belajar bagaimana cara mengajar klasikal dengan murid yang begitu banyaknya. Bagaimana belajar untuk bisa mencintai dan dicintai anak-anak.
Mendirikan TPA ternyata juga tidak mudah banyak pendanaan yang harus kami.keluarkan. Untuk membeli banyak fasilitas yang mendukung berjalannya proses belajar mengajar. Lantas bagaimana caranya? padahal TPA yang kami.dirikan itu gratis tanpa memungut biaya dari anak-anak? ya...tiap hari anak - anak kami tugasi bawa barang bekas untuk.kami.jual. hmmm ternyata hasilnya luar biasa.
Dan alhamdulillah..sampai detik.ini TPA pun masih eksis dengan jumlah murid ratusan
Akhirnya tahun 1993 setelah aku lulus dari SMA tepatnya bulan Agustus dengan pengalamanku mengajar di TPA aku.dihubungi yayasan Taman Kanak-kanak untuk mrngajar di.TK. ya...RA Ma'arif Kecandran Kab. Semarang (mulai tahun 1995 sudah masuk kidia Salatiga). Mulai.hari itulah aku merasa duniaku adalah milik anak-anak dan sebaliknya dunia anak-anak adalah milikku.
Pada tahun itu juga aku bingung ingin melanjutkan kuliah atau mengajar RA? Akhirnya aku istikhoroh untuk mendaftar perguruan tinggi atau tidak. Hasil istikhorohku saat itu menandakan pilihan agar aku mengurungkan untuk mendaftar kulaih.
Aku sangat ingat mimpi hasil istikhorohku. Sepertinya ada tulisam UMPTN di depanku. Tapi aku ingin memegangnya amat sulit. Aku meraih dengan tanganku tapi tulisan itu malah meninggalkanku, dan aku tidak mampu mengejarnya.
Tapi entah kenapa, walau ada firasat seperti itu aku tetap mendaftar di UNS. Dan hasilnya benar-benar aku tidak lolos.
Alhamdulillah akhirnya aku tetap konsen untuk mrngajar RA Maarif Kecandran. Sangat menggembirakan dan akhirnya buku psikologi anakpun menjadi makanan sehari-hariku. Aku berprinsip mengajar tanpa menjiwai hati murid-muridku akan menjadikan tidak berhasilnya proses pembelajaran yang dilakukan.
Akhirnya, dunia anak-anak menjadi duniaku. Pelatihan-pelatihan tentang pengajaran untuk anak selalu kuikuti. Termasuk pelatihan dongeng yang saat itu bertempat di Jogjakarta karena yang mengadakan AMM pun menjadi saranaku untuk meningkatkan ilmu. Dan ternyata lewat pendekatan dongeng inipun yang membuat anak-anak semakin dekat dan enjoy denganku. Sampai saat ini mendongeng adalah bagian dari hidupku.
Tahun 1995 aku mencoba untuk mendaftar di STAIN Salatiga, dengan asumsi aku masih bisa mengajar walau dengan kuliah. Ya..karena jarak kampus ke rumah cukup dekat. Walau disisi lain aku khawatir karena riwayat pendidikanku dari SD sampai SMA adalah bukan dari sekolag agama. Ya...aku dari sekolah umum. sekolah yang hanya mengajarkan agama dua jam pelajaran dalam satu minggunya.
Tes masuk STAIN pun tetap kuikuti. Untung tes lisannya adalah baca Al Quran dan hafalan surat pendek sekaligus menulisnya. Tes tertulisnyapun aku merasakan mudah karena hanya sejarah Islam dan pengetahuan mendasar seputar ke islaman. Alhamdulillah, saat itu aku yakin STAIN mau menerimaku. Dan ternyata keyakinanku tidak isapan jempol belaka.
Akhirnya tahun 1995 aku mulai punya gelar mahasiswi. Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Walau hati ini nerasa dag dig dug. Karena melihat mata kuliahnya yang berkaitan dengan ilmu agama sama sekali aku belum punya dasar untuk bealjar. Tapi aku berusaha untuk mwnghilangkan rasa takut dan khawatir tentang itu, dengan jalan ngaji ke beberapa kyai de desaku.
Mulai kitab nahwu wadeh, jurumiyah, karena sebagai dasar untuk menghadapi mata kuliah bahasa Arab yang aku takutkan.Tiap hari kusempatkan ngaji keiling di beberapa kyai. Sampai-sampai jarang sekali di rumah. Kadang aku tidur di rumah sahabatku Nasiroh pulutan hanya karena ingin belajar dengannya. Ya..belajar bahasa Arab.
Singkat cerita, perjuanganku dan usahaku dalam belajar ternyata membuahkan hasil. Tahun 2000 aku bisa lulus dengan hasil cumlaude. Alhamdulillah...sangat bersyukur.
oo ya tahun 1999 aku pindah mengajar di TK Taruna Tama Kalioso karena disana membutuhkan guru. Pak Slamet dirawat di rumah sakit karena kecelakaan. Beliau adalah suami dari bu Mus selaku kepala TK taruna tama. Akhirnya aku dihubungi mbak Anik kakak iparku untuk mengajar di TK itu, karena bu Mus tidak mungkin mengajar dalam waktu dekat. Perawatan Pak Slamet butuh waktu yang sangat lama.
Saya dahulu tidak terpikir akan menjadi guru. Saat memilih jurusan kuliah, saya bingung. Saya pun diarahkan ayah saya untuk masuk ke PGSD. Saya ikuti saja.
BalasHapusSaya bersyukur mengikuti saran ayah saya. Kini saya menikmati profesi sebagai guru :)