DILEMA SEORANG IBU GURU

Suara ayam jantanpun terdengar bersahut sahutan sebagai pertanda seorang ibu guru harus bangun dari tidurnya untuk mengawali aktifitas kesehariannya. Kadang sesekali melirik udara luar dan terbersit tidak ingin meninggalkan rumahnya untuk beberapa hari. Mengapa? Karena pikiran dan aktufitasnya tidak ingin bercabang "berfikir rumah tangga sekaligus sekolah tempat ia bekerja".  Aktifitas pagi yang membuat dirinya capek pun tetap dilakukannya karena memang hanya waktu pagi itu yang dia bisa kerjakan. Dari membangunkan suami dan anak-anaknya, masak, nyuci baju, bersih2 rumah dan halaman. Wow! kelihatannya sepele..tapi butuh energi yang banyak untuk melakukannya. Keringatpun bercucuran karena dikejar oleh waktu untuk segera berangkat sekolah. Disisi lain kadang tidak hanya lelah fisik namun juga jiwanya. Pagi hari yang seharuanya disambut dengan ceria sungguh menjadi kebalikannya. Sasaran kemarahannya mengenai  suami dan anak-anaknya karena capek yang ia rasakan.
Ibu gurupun tetap berangkat mengajar di sekolah walau dia membawa seribu permasalahan dari rumah. Kemarahan yang ia bawa ke sekolah kadang berdampak pada anak didiknya yang menantikan kehadirannya untuk mentransfer ilmu. Ini yang kadang menjadi masalah, ibu gurupun mendapat label galak dari murid-muridnya yang berdampak murid akan membencinya bahkan mata pelajaran yang diampunyapun akan ikut mereka benci. 
Belum lagi peraturan pulang siang menjelang sore bagi guru akan menambah permasalahan pada paikologisnya. Hal ini belum ditambah adminustrasi yang bertele-tele yang menghabiskan banyak biaya dan juga waktu yang kadang di rumahpun ia masih mengerjakan pekerjaan sekolahnya. 
Kapan waktu buat anak-anaknya di rumah?????

Mengajar atau di rumah????
Dua pilihan yang sangat rumit. Selaku ibu guru dia mengajar karena pada dasarnya ia hobi mengajar cinta pada keilmuan dan anak didik disamping ingin membantu ekonomi rumah tangganya. Namun disisi lain ia punya keluarga, anak-anak yang ia sayangi dan perlu perhatian dari seorag ibu. Lantas apa yang harus ia pilih?
Kalau mengajar karena menjadi hobi, mencintai keilmuan dan anak didik membuat ia bahagia pilihlah lah dua duanya mengajar di sekolah juga mendidik anak di rumah. Terus apa yang ia lakukan? 
1. atur waktu sebaik baiknya Mungkin hal -hal yang tidak mrnjadi prioritas harus kita tiggalkan. HP cukup untuk keperluan yang penting penting saja kita manfaatkan untuk bersih-bersih rumah atau lainnya. 
Semua aktifitas dalam rumah tidak diborong waktu pagi hari
Malam hari sempatkan untuk anak-anak kita berbagi cuthatan. 
2 . dasari dengan keikhlasan sepenuh hati
  Tanamkan pada diri kita bahwa anak dan murid adalah amanah dati Allah bukan mililk kita yang harus kita perlakukan sesuai keadaan paikologis kita. satu contoh ketika kita marah anak atau murid yang kena marah. tapi kita harus bisa menahannya. 
Ketika kita berangkat sekolah bayangkan dan tanamkan pada otak bawah sadar kita bahwa jalan yang kita lalui adalah sajadah panjang menuju Tuhan. Bulpen yang kita gunakan adalah tasbih untuk mengingatNya. 
3. Titipkan dan serahkan anak-anak kita pada Sang Pencipta, dan tanamkan keyakinan ketika kita mrngurusi dan mendidik anak orang lain pasti Allah juga akan mengurusi dan mendidik anak kita. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH

AKU KANGEN KAMU SAYANG

MENULIS CEPAT DAN TEPAT